Profil Desa Ngemplakseneng

Ketahui informasi secara rinci Desa Ngemplakseneng mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Ngemplakseneng

Tentang Kami

Profil Desa Ngemplakseneng, Kecamatan Manisrenggo, Klaten, sebagai lumbung umbi-umbian di lereng Gunung Merapi. Mengupas tuntas potensi pertanian, inovasi pangan lokal melalui UMKM, serta data demografi dan kondisi geografis wilayahnya yang subur.

  • Lumbung Umbi Lereng Merapi

    Desa ini merupakan pusat utama penghasil umbi-umbian di Kabupaten Klaten, memanfaatkan kesuburan tanah vulkanik untuk menanam singkong, ubi jalar, ganyong, dan talas sebagai pilar ketahanan pangan lokal.

  • Inovasi Pangan dan Ekonomi Kreatif

    Masyarakatnya aktif mengolah hasil panen menjadi produk bernilai tambah seperti tepung Mocaf (Modified Cassava Flour), keripik, dan aneka jajanan pasar yang menopang pergerakan UMKM desa.

  • Komunitas Tangguh dan Berdaya

    Berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gunung Merapi tidak menyurutkan semangat warga, yang justru membangun sistem sosial dan pertanian adaptif sebagai wujud resiliensi terhadap tantangan alam.

XM Broker

Terletak di lereng selatan Gunung Merapi yang megah, Desa Ngemplakseneng di Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, telah lama dikenal sebagai salah satu sentra pertanian penting. Wilayah ini bukan hanya sebatas pemukiman agraris, melainkan sebuah ekosistem yang hidup dari kesuburan tanah vulkanik, menjadikannya sebagai lumbung umbi-umbian yang vital bagi ketahanan pangan lokal dan regional. Dengan inovasi yang terus berkembang dan semangat komunitas yang kuat, Ngemplakseneng menunjukkan potret desa yang berdaya dan adaptif.

Geografi dan Demografi Wilayah

Desa Ngemplakseneng secara administratif berada di Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten. Letak geografisnya yang strategis di lereng gunung berapi memberikan karakteristik unik pada kontur tanahnya yang subur dan berbukit. Luas wilayah Desa Ngemplakseneng mencakup sekitar 226,33 hektar, yang sebagian besar dimanfaatkan sebagai lahan pertanian tegalan dan pekarangan.Wilayah ini berbatasan langsung dengan beberapa desa lain yang turut menopang ekosistem sosial-ekonomi di sekitarnya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan dengan Desa Tijayan. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kebonalas, sementara di sisi selatan berbatasan dengan Desa Nangsri. Adapun di sebelah barat, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Balerante, yang lokasinya lebih dekat ke puncak Merapi.Berdasarkan data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Ngemplakseneng tercatat sebanyak 4.318 jiwa. Dengan luas wilayah yang ada, kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 1.908 jiwa per kilometer persegi. Angka tersebut menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah pedesaan, menandakan pemukiman yang padat dan interaksi sosial yang intensif di antara warganya. Sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian, yang menjadi tulang punggung utama perekonomian desa.

Potensi Unggulan: Lumbung Umbi-umbian di Tanah Vulkanik

Keunggulan utama yang menjadi identitas Desa Ngemplakseneng ialah potensinya sebagai penghasil umbi-umbian. Tanah di wilayah ini, yang kaya akan mineral dari aktivitas vulkanik Gunung Merapi, menjadi media tanam ideal bagi berbagai jenis tanaman palawija, khususnya umbi-umbian. Komoditas seperti singkong, ubi jalar (baik yang berwarna ungu, kuning, maupun putih), talas, ganyong dan garut tumbuh subur di ladang-ladang milik warga.Tanaman-tanaman ini tidak hanya mudah dibudidayakan dan tahan terhadap kondisi cuaca yang berubah-ubah, tetapi juga memiliki nilai gizi tinggi dan peran krusial dalam program diversifikasi pangan. Di tengah isu ketahanan pangan global, keberadaan Ngemplakseneng sebagai lumbung umbi menjadi aset strategis bagi Kabupaten Klaten. Hasil panen dari desa ini tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, tetapi juga dipasarkan ke berbagai daerah di sekitarnya, termasuk Yogyakarta dan Solo."Kesuburan tanah di sini merupakan anugerah dari Merapi. Sejak dulu, nenek moyang kami sudah menanam umbi-umbian sebagai sumber pangan utama selain padi," ungkap Sunardi, Kepala Desa Ngemplakseneng, saat ditemui di kantornya. Beliau menjelaskan bahwa pemerintah desa terus mendorong petani untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi umbi-umbian sebagai komoditas unggulan yang memiliki nilai ekonomi dan sosial yang tinggi.

Inovasi dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Masyarakat Desa Ngemplakseneng tidak berhenti pada tahap budidaya. Semangat kewirausahaan mendorong lahirnya berbagai inovasi pengolahan hasil panen untuk meningkatkan nilai jual dan memperluas pasar. Berbagai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang digerakkan oleh ibu-ibu rumah tangga dan kelompok pemuda tumbuh subur, mengolah umbi-umbian menjadi produk pangan yang lebih modern dan diminati.Salah satu inovasi yang paling menonjol yaitu produksi tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) dari singkong. Tepung ini menjadi alternatif tepung terigu yang lebih sehat karena bebas gluten dan memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan menjual singkong dalam bentuk mentah. Kehadiran produsen tepung Mocaf di desa ini telah membuka lapangan kerja baru dan memberikan inspirasi bagi pengembangan produk turunan lainnya.Selain itu, olahan tradisional seperti keripik singkong, keripik talas, gethuk, dan tiwul juga terus diproduksi dengan sentuhan kemasan yang lebih modern. Kelompok Wanita Tani (KWT) di berbagai dusun menjadi motor penggerak utama dalam industri pengolahan ini. Mereka secara rutin mendapatkan pelatihan dari dinas terkait mengenai teknik produksi, pengemasan, hingga strategi pemasaran digital untuk menjangkau konsumen yang lebih luas. Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), beberapa produk unggulan desa mulai dipasarkan secara lebih terorganisir, baik melalui pameran maupun penjualan daring.

Kehidupan Sosial Budaya dan Resiliensi Komunitas

Hidup di lereng gunung berapi aktif telah membentuk karakter masyarakat Ngemplakseneng menjadi komunitas yang tangguh, solid, dan memiliki kearifan lokal dalam menghadapi potensi bencana. Semangat gotong royong dan tolong-menolong masih sangat kental dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi seperti kerja bakti membersihkan lingkungan atau membantu tetangga yang sedang membangun rumah masih terus dilestarikan.Secara budaya, masyarakat desa masih memegang teguh adat dan tradisi Jawa. Berbagai upacara adat seperti bersih desa (merti desa) atau perayaan hari besar keagamaan selalu diselenggarakan dengan meriah dan melibatkan partisipasi seluruh warga. Kesenian tradisional seperti jathilan dan karawitan juga masih aktif dilestarikan oleh sanggar-sanggar lokal yang digawangi oleh para pemuda desa.Posisi desa yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Merapi membuat warga memiliki tingkat kesiapsiagaan yang tinggi. Sosialisasi dan simulasi penanggulangan bencana secara rutin dilakukan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten. Kearifan lokal dalam membaca tanda-tanda alam dari Merapi menjadi pengetahuan turun-temurun yang melengkapi sistem peringatan dini modern. Resiliensi ini tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga sosial, di mana ikatan komunitas menjadi modal utama untuk bangkit bersama ketika terjadi erupsi.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Meskipun memiliki potensi yang besar, Desa Ngemplakseneng menghadapi sejumlah tantangan yang perlu diatasi. Salah satu tantangan utama yakni regenerasi petani. Minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian cenderung menurun, sehingga diperlukan inovasi dan insentif agar pertanian tetap menjadi profesi yang menjanjikan. Selain itu, fluktuasi harga komoditas pertanian di pasaran terkadang merugikan petani, sehingga diperlukan adanya stabilitas harga dan rantai pasok yang lebih adil.Tantangan lainnya yaitu ancaman bencana erupsi Gunung Merapi yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Hal ini menuntut adanya perencanaan tata ruang yang adaptif dan infrastruktur mitigasi bencana yang memadai untuk melindungi warga dan aset ekonomi mereka.Namun di balik tantangan tersebut, prospek masa depan Desa Ngemplakseneng sangat cerah. Dengan identitasnya sebagai lumbung umbi-umbian, desa ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi pusat agrowisata edukatif. Pengunjung dapat belajar langsung mengenai proses budidaya umbi-umbian, ikut serta dalam lokakarya pengolahan pangan lokal, hingga menikmati kuliner khas desa. Peningkatan kapasitas UMKM melalui pemanfaatan teknologi digital juga akan membuka akses pasar yang lebih luas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Sebagai penutup, Desa Ngemplakseneng merupakan contoh nyata bagaimana sebuah desa mampu mengoptimalkan potensi alamnya secara berkelanjutan. Dengan pilar pertanian yang kokoh, inovasi ekonomi yang terus berjalan, dan komunitas yang tangguh, Ngemplakseneng tidak hanya menjaga ketahanan pangannya sendiri, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi kemajuan Kabupaten Klaten.